Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Uang di sepatu Usang

๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ ๐Ÿ“‹Seorang Syekh yang alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman. Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya. Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar: “Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!” Syekh yang alim dan bijak itu menjawab: “Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan

Pentingnya Meluruskan Dan Merapatkan Shaf Ketika Sholat Berjamaa

Gambar
Saudaraku, ajaran Islam memang benar-benar sempurna dan lengkap. Sedemikian lengkapnya sehingga soal bagaimana melaksanakan sholat berjamaahpun diatur di dalamnya. Pernah diriwayatkan bahwa para sahabat langsung diajarkan oleh Rasulullah   shollallahu ’alaih wa sallam   agar di dalam barisan sholat berjamaah senantiasa dipastikan lurus dan rapatnya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam   bahkan memberikan ancaman berupa akibat yang akan ditimbulkan bilamana shaf dibiarkan tidak lurus. ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠُุณَูˆِّูŠ ุตُูُูˆูَู†َุง ุญَุชَّู‰ ูƒَุฃَู†َّู…َุง ูŠُุณَูˆِّูŠ ุจِู‡َุง ุงู„ْู‚ِุฏَุงุญَ ุญَุชَّู‰ ุฑَุฃَู‰ ุฃَู†َّุง ู‚َุฏْ ุนَู‚َู„ْู†َุง ุนَู†ْู‡ُ ุซُู…َّ ุฎَุฑَุฌَ ูŠَูˆْู…ًุง ูَู‚َุงู…َ ุญَุชَّู‰ ูƒَุงุฏَ ูŠُูƒَุจِّุฑُ ูَุฑَุฃَู‰ ุฑَุฌُู„ًุง ุจَุงุฏِูŠًุง ุตَุฏْุฑُู‡ُ ู…ِู†ْ ุงู„ุตَّูِّ ูَู‚َุงู„َ ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ู„َุชُุณَูˆُّู†َّ ุตُูُูˆูَูƒُู…ْ ุฃَูˆْ ู„َูŠُุฎَุงู„ِูَู†َّ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจَูŠْู†َ ูˆُุฌُูˆู‡ِูƒُู…ْ Rasulullah  shollallahu ’alaih wa sallam  selalu meluruskan shaf kami, sehingga beliau seolah-oleh meratakan anak panah sehingga beliau mel

"APAKAH ANDA ORANG SIBUK ???"

Ada seorang murid  berguru kepada seorang ulama. Selang beberapa lama, saat dia ingin melanjutkan belajar ke guru lain, gurunya berpesan :"Jangan tinggalkan membaca Al Qur’an, Semakin banyak baca Al Qur’an urusanmu semakin mudah". Dan muridnya pun melakukannya. Dia membaca Al Qur’an 3 juz per hari. Selang beberapa hari ia menambahkan hingga 10 juz per hari. Dan urusannya semakin mudah. Allah yang mengurus semua urusannya. Waktu pun semakin berkah. Apa yang dimaksud dengan berkahnya waktu? Bisa melakukan banyak hal dalam waktu sedikit. Itulah berkah Al Qur’an. Al Qur’an membuat kita mudah mengefektifkan manajemen waktu. Bukan kita yang atur waktu kita, tapi Allah. Padahal teorinya orang yang membaca Al Qur’an menghabiskan banyak waktu, mengurangi jatah kegiatan lain, tapi Allah yang membuat waktunya itu jadi berkah. Hingga menjadi begitu efektif. Hidup pun efektif. Dan Allah akan mencurahkan banyak berkah dan kebaikan pada kita karena Al Qur’an. Salah satu berkahnya adalah

Abu Bakar dan Umar Berlomba Dalam Kebaikan

Pada masa Khulafaur Rasyidin radhiallahu ‘anhum, para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para tabi’in berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan membantu orang yang membutuhkan dan menolong orang yang teraniaya. Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhuma termasuk orang yang gigih bersaing di dalam amal kebaikan yang muli a ini, yang pelakunya mendapatkan kebaikan besar di dunia dan banyak pahala di akhirat. Ada sebuah kisah yang terjadi pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Pada saat itu Umar mengawasi apa yang dilakukan oleh Abu Bakar. Lalu dia melakukan dua kali lipatnya sehingga dia mendapatkan kebaikan dan berbuat lebih dari Abu Bakar dalam hal kebaikan. Suatu hari, Umar mengawasi Abu Bakar di waktu fajar. Sesuatu telah menarik perhatian Umar. Saat itu Abu Bakar pergi ke pinggiran kota Madinah setelah shalat subuh. Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak mengetahui apa yan